Bukan Anak Sultan! Ini Alur Kisah Timothy Ronald yang Bikin Melongo
Awal Mula: Dari Jualan Pomade hingga Jadi Investor Kripto
Timothy Ronald memang sudah memiliki jiwa wirausaha sejak dini. Namun, bukan sepatu, bisnis pertamanya yang tercatat adalah menjual pomade impor. Ia memulai usaha ini saat masih berusia 15 tahun. Tujuannya sederhana, yaitu untuk mengumpulkan modal awal. Selain pomade, ia juga sempat mencoba berbagai bisnis lain seperti menjual sedotan stainless dan bahkan menjadi penyelenggara pernikahan paruh waktu saat masih di bangku SMA.
Dari bisnis-bisnis kecil inilah ia mendapatkan modal pertamanya. Namun, ambisinya lebih dari sekadar berdagang. Ia terinspirasi oleh investor legendaris seperti Warren Buffett dan mulai membaca buku-buku investasi. Awalnya, ia tertarik pada saham, tetapi kemudian beralih ke dunia kripto.
Titik Balik: Kegagalan dan Lahirnya Ternak Uang
Perjalanan Timothy di dunia investasi tidak langsung sukses. Ia pernah mengalami kegagalan besar di usia 16 tahun saat berinvestasi kripto. Kerugian ini menjadi pelajaran berharga yang membuatnya semakin gigih. Ia memutuskan untuk mendalami pasar modal secara serius.
Dengan bekal pengalaman dan ilmu yang terus ia asah, Timothy berhasil mendapatkan Rp1 miliar pertamanya dari investasi saham di usia 19 tahun. Dana inilah yang kemudian ia gunakan sebagai modal untuk mendirikan Ternak Uang pada tahun 2020. Platform ini didirikan bersama sang mitra, Michael. Misi mereka adalah untuk meningkatkan literasi finansial di kalangan anak muda Indonesia, mengubah cara pandang bahwa investasi itu rumit dan hanya untuk kalangan tertentu.
Menjadi Sorotan: dari "King Crypto" hingga Kontroversi
Timothy Ronald menggunakan media sosial secara masif untuk menyebarkan edukasi keuangan. Melalui gaya bicara yang lugas, blak-blakan, dan kadang kontroversial, ia berhasil menarik perhatian jutaan anak muda. Kontennya tidak hanya berisi tips, tetapi juga sering kali menyertakan pengalaman pribadinya, termasuk kesalahan-kesalahan yang ia buat.
Ia juga dikenal sebagai salah satu pemegang saham termuda Holywings Group dan pendiri Akademi Crypto, sebuah lembaga edukasi yang fokus pada investasi kripto. Berkat keberhasilannya dalam investasi, khususnya di Bitcoin, ia dijuluki sebagai "Raja Kripto" Indonesia.
Namun, ketenarannya tidak lepas dari kontroversi. Beberapa pernyataannya, seperti pendapatnya tentang olahraga gym, sering kali memicu perdebatan sengit di media sosial. Terlepas dari kontroversi, Timothy terus memperluas pengaruhnya dan membuktikan bahwa keberanian untuk berpendapat dan mengambil risiko adalah bagian dari perjalanannya sebagai pengusaha.
Warisan: Dampak dan Masa Depan
Hingga saat ini, Timothy Ronald terus menginspirasi banyak orang untuk melek finansial dan berani memulai investasi. Melalui Ternak Uang dan Akademi Crypto, ia telah menjangkau ratusan ribu investor muda. Kisahnya menjadi bukti nyata bahwa kesuksesan tidak datang dari jalan yang mulus, melainkan dari keberanian untuk mencoba, menghadapi kegagalan, dan belajar tanpa henti.
Post a Comment