Merah Putih: One for All — Kenapa Ramai Dihujat?

 


Proyek animasi yang mengangkat tema perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia memang selalu ditunggu-tunggu, terutama di tengah minimnya tontonan edukatif semacam itu. Namun, ketika ada proyek animasi dengan judul Merah Putih: One for All muncul, bukannya disambut dengan pujian, justru kritik dan "hujatan" yang lebih banyak berdatangan dari berbagai pihak.

Lalu, apa saja yang menjadi alasan utama di balik kekecewaan publik terhadap proyek animasi ini?


1. Kualitas Visual yang Jauh di Bawah Ekspektasi

Ini adalah poin kritik yang paling sering disuarakan. Banyak penonton merasa kualitas animasi yang disajikan tidak setara dengan standar animasi modern. Gambar yang terlihat kaku, gerakan karakter yang kurang halus, dan CGI yang terasa usang menjadi bahan gunjingan. Alih-alih membangkitkan rasa bangga, visual yang dianggap kurang maksimal justru membuat penonton merasa kecewa, mengingat tema perjuangan seharusnya digambarkan dengan epik dan detail.


2. Penyampaian Cerita yang Kurang Mendalam

Tema perjuangan memiliki potensi besar untuk menyentuh emosi penonton. Namun, dalam proyek animasi ini, alur ceritanya dinilai terlalu sederhana dan tidak mampu menangkap esensi perjuangan yang penuh darah dan pengorbanan. Konflik yang terjadi terasa dangkal, pengembangan karakter tidak terlalu kuat, dan momen-momen emosional gagal memberikan dampak yang signifikan. Akibatnya, cerita terasa hampa dan tidak mampu membangkitkan rasa nasionalisme seperti yang diharapkan.


3. Isu Teknis dan Pengisi Suara yang Kurang Menghidupkan

Selain visual, isu teknis juga menjadi masalah besar. Kualitas audio, efek suara yang kurang meyakinkan, serta dubbing (pengisi suara) yang dianggap kurang profesional membuat pengalaman menonton jadi tidak nyaman. Banyak penonton merasa karakter-karakter yang seharusnya heroik justru terdengar datar dan kaku, sehingga mereka gagal bersimpati pada perjuangan para tokoh.

Secara keseluruhan, kritik yang dialamatkan pada animasi Merah Putih: One for All ini bukanlah pada tema perjuangannya, melainkan pada eksekusi proyeknya yang dinilai gagal. Harapan untuk melihat sebuah karya animasi yang bisa membanggakan dan menginspirasi justru berujung pada kekecewaan karena kualitas yang jauh di bawah standar yang diharapkan.

Tidak ada komentar